SOEKARNO
Ulasan Film “SOEKARNO”
oleh Dina Noviana Prihandini
Film Soekarno yang di sutradarai oleh Hanung
Bramantyo dan di produseri oleh Raam Punjabi ini merupakan film yang
menggambarkan tokoh para pendiri bangsa dalam meraih kemerdekaan Indonesia.
Film ini diperankan oleh Ario Bayu, Lukman Sardi,
Maudy Koesnaedi, Tika Bravani, Tanta Ginting, Ferry Salim, dan banyak pemeran
pembantu.
Awal
film ini dimulai dari kelahiran Soekarno dari pasangan suami istri Raden Soekemi Sosrodiharjo (diperankan
Sujiwo Tejo) dan Ida Ayu Nyoman Rai (diperankan Ayu Laksmi). Pada waktu kecil
Soekarno memiliki nama Kusno Sosrodiharjo, namun karena selalu sakit-sakitan sang
ayah yang beragama Islam dan masih melestarikan budaya Jawa memutuskan untuk
mengganti namanya melalui tradisi selamatan dengan nama baru, Soekarno
(diperankan Emir Mahira).
Setelah berganti
nama, film berlanjut pada masa saat Soekarno remaja yang di perankan oleh Ario
Bayu. Pada saat remaja Soekarno terlihat menjalin percintaan dengan seorang
remaja Belanda. Namun karena saat itu status Indonesia yang sedang di jajah
oleh bangsa Belanda, Soekarno mendapat penolakan keras dari keluarga gadis
Belanda tersebut.
Selanjutnya
film ini beralih pada saat Soekarno sudah menjadi pemuda yang aktif dalam
kegiatan pidato-pidato politik. Soekarno telah memiliki seorang istri yang
setia mendampinginya bernama Inggit Garnasih yang di perankan oleh Maudy
Koesnaedi. Peran yang di mainkan Maudy Koesnaedi adalah sebagai istri yang
setia mendampingi Soekarno, baik saat Soekarno sedang di penjara maupun
pengeluaran biaya yang dilakukan Inggit untuk perjuangan Politik Soekarno. Pada
saat dipenjara, Soekarno gemar menulis. Pada salah satu sidangnya Soekarno
membacaka salah satu pidatonya dengan berapi-api dan membuat ricuh suasana
sidang seperti digambarkan dalam film tersebut. Kemudian Soekarno di bebaskan
karena masa tahanannya telah berakhir, saat itu dia telah mulai sakit-sakitan.
Film ini
juga menceritakan bagaimana kehidupan Soekarno pada waktu di Bengkulu. Sehari-hari
Soekarno mengajar anak-anak di Sekolah. Pada saat inilah Ario Bayu yaitu
Soekarno terlibat asmara dengan salah satu muridnya yang di perankan oleh Tika
Bravani yang bernama Fatmawati. Saat itu istri Soekarno kecewa karena suaminya
ingin menikah lagi.
Saat itu
Jepang telah masuk ke Indonesia. Perwira Jepang Sakaguchi yang di perankan oleh
Ferry Salim terlihat terus mendekati Soekarno untuk melancarkan misi negaranya.
Ferry Salim yang saat itu memerankan tokoh orang Jepang berbicara seperti orang
asing yang baru bisa berbicara bahasa Indonesia tidak terlalu sempurna dan
jelas. Selanjutnya Soekarno dan Inggit bercerai, saat itu Soekarno menikahi
Tika Bravani yang menjadi muridnya yaitu Fatmawati dan melahirkan seorang anak
bernama Guntur Soekarno Putra.
Soekarno dan
Hatta yang di perankan oleh Lukman Sardi terlihat sering berunding untuk
melawan jepang. Lukman Sardi yang saat memerankan tokoh Hatta memakai kacamata sama
seperti tokoh aslinya yang memakai kacamata. Akhirnya Soekarno dan Hatta
membentuk beberapa panitia untuk Kemerdekaan dan merundingkan dasar Negara
Indonesia. Terpilihlah Pancasila sebagai dasar Negara kita.
Film ini
ditutup dengan adegan yang sangat mengharukan dan menyentuh. Saat teks
proklamasi di bacakan dan bendera merah putih buatan Fatmawati dikibarkan. Indonesia
yang baru dan bebas dari Bangsa lain baru saja dimulai saat teks proklamasi
dibacakan oleh Soekarno.
Film ini
menyampaikan ajaran moral untu menghadapi apa yang ada di depan mata untuk di
perangi dan mengajarkan untuk setia. Seperti halnya Soekarno yang ingin
menikahi Fatmawati tapi Inggit masih menjadi istrinya yang sah, akhirnya
Soekarno pun meminta ijin walau akhirnya dia harus bercerai dengan Inggit dan
baru bisa menikah dengan Fatmawati setelah selesai perceraiannya. Namun sayang,
banyak penggunaan bahasa asing yang digunakan pada film ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar